Spirulina adalah ganggang renik (mikroalga) berwarna hijau kebiruan yang hidupnya tersebar luas dalam semua ekosistem, mencakup ekosistem daratan dan ekosistem perairan baik itu air tawar, air payau, maupun air laut. Spirulina dikelompokkan ke dalam Thallophyta yaitu tumbuhan yang tida
k memiliki akar, batang, dan daun sejati. Di kelompok Thallophyta, spirulina masuk dalam dunia alga dengan klas Chrysophyceae atau Cyanoacterium karena tidak memiliki inti sel (akaryota).
Bakal inti sel spirulina tersusun atas partikel-partikel khromatin. Dinding sel spirulina mengandung polisakarida dalam bentuk mukopolisakarida seperti bakteri yang berfungsi sebagai makanan cadangan. Spirulina memiliki zat warna Cyanophysinsehingga dikenal juga dengan nama Cyanobacterium. Kelompok Cyanophyceae dicirikan oleh adanya zat warna hijau kebiruan (Cyanophysin), tidak memiliki flagella dan bergerak dengan meluncur. Secara garis besar spirulina diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscillatoriaceae
Margo: Spirulina
Jenis : Spirulina platensis
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscillatoriaceae
Margo: Spirulina
Jenis : Spirulina platensis
Seperti kebanyakan Cyanophyceae, spirulina termasuk organisme obligat-fotoautotrof, yaitu organisme yang pertumbuhan selnya sangat tergantung pada cahaya matahari. Spirulina tidak mampu tumbuh dalam keadaan gelap.
Spirulina,sp. mengandung pigmen biru yang umum disebut phycocyanin (pigmen yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menghasilkan antikanker (Kozlenko dan Henson, 1998; Will, 2000)). Phycocyanin, protein kompleks yang terdapat lebih dari 20% dalam seluruh berat keringnya, adalah pigmen terpenting dari mikroalga Spirulina. Pigmen ini dapat berfungsi pula sebagai antioksidan, pewarna alami untuk makanan, kosmetika, dan obat-obatan khususnya sebagai pengganti warna sintetik dan mampu mengurangi obesitas. Besar maupun kecilnya keberadaan fikosianin yang terkandung dalam biomassa sel tergantung banyak sedikitnya suplai nitrogen yang dikonsumsi oleh Spirulina, sp. (Arylza 2005; Boussiba dan Richmond 1979).
Di Indonesia mikroalga ini tumbuh endemik di Situ Ciburuij, Padalarang dan Ranu Kelakah. Spirulina dapat tumbuh subur pada kisaran suhu 18-40° C dengan intensitas cahaya rendah sampai tinggi (500-350.000 lux).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar